Indo Jambi – Dalam rangka menciptakan situasi tetap aman dan kondusif, khususnya di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat pasca terjadinya peristiwa berbau sara di Minahasa Utara beberapa waktu yang lalu, serta memberikan pemahaman agar masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh adanya peristiwa tersebut, Polres Tanjab Barat mengambil langkah cepat dengan mengundang berbagai eleman serta komponen masyarakat.
Kapolres Tanjab Barat AKBP Guntur Saputro, mengambil inisiatif dengan melakukan dialog kerukunan antar umat beragama bersama para tokoh agama, tokoh masyarakat, MUI, FKUB dan Forkopimda bertempat di Mapolres Tanjab Barat, Minggu (2/2).
“Yang kita inginkan tercipta kerukunan lahir batin bukan sekedar retorika. Hari ini kita adakan silaturahmi antar lintas beragama sekaligus menyikapi isu nasional di Minahasa Utara agar kejadian tersebut tidak smpai terjadi di tempat kita ini, dan jangan sampai terprovokasi informasi yang blum tentu benarnya. Dan hari ini kami minta para tokoh agama dan masyarakat menyampaikan hal ini supaya situasi menjadi dingin,” ujar Kapolres.
Dijelaskan oleh Guntur Saputro, meluruskan apa yang telah terjadi di Minahasa Utara. Ikhwal aksi pengrusakan Mushalla Al Hidayah oleh sekitar 50 orang secara spontan pada 29 Januari 2020 lalu. Berawal dari ada kegiatan jamaah tabligh, saat itu kegiatan mengantongi Izin untuk 10 jamaah ternayata yang hadir 20 orang dan itulah yang kemudian jadi akar permasalahan. Sehingga datang sekelompok warga melakukan penolakan hingga terjadi perselisihan sampai terjadi pengrusakan kaca jendela Mushola, dan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
“Polri dan TNI segera lakukan mediasi antara pengurus musholla dengan warga. Sempat ada aksi solidaritas ingin mendatangi tempat tersebut. Tapi kepolisian berhasil meyakinkan hal itu tidak perlu dilakukan, karena Indonesia ini negara hukum, siapa pun pelanggar kita hukum dan oknum sekitar 10 orang itu sudah ditangkap. Karena semua orang sama di mata hukum,” jelas Kapolres.
Jika ada persoalan hukum, Guntur mengatakan hendaknya diserahkan ke aparat yang berwenang supaya kerukunan terjaga dan jangan sampai masyarakat terpecah belah.
“Siang ini kita sepakat tetap menjaga kerukunan kedamaian dan tidak terpengaruh provokasi, hoax di medsos dan saling menghargai menghormati, menjaga toleransi dan jika ada masalah diserahkan ke penegak hukum,” ujar Kapolres.
Mewakili Bupati Tanjabbar, Staf ahli Mulyadi menyampaikan hal senada agar masyarakat jangan sampai mudah terprovokasi, karena ada aparat hukum, yang punya wewenang.
Sementara KH Hasan Basri mewakili suara para alim ulama Tanjab Barat, mengatakan bahwa sejak ia menetep di Tanjabbar, kehidupan masyarakat berjalan rukun, aman dan damai.
“Belum pernah saya dengar ada kerusuhan mengenai agama dan suku. Jadi malu kita kalau berubah tidak aman. Di wilayah kita sudah ada penjagaan di masing-masing wilayah. Jadi insya Allah tidak ada itu yang berbuat kerusuhan,” ujar KH Hasan Basri.
Dirinya mengajak kepada seluruh masyarakat untuk saling menghargai dan saling menghormati sesama umat beragama dalam menjalankan keyakinan.
Dalam acara tersebut hadir juga Dandim 0419 Letkol Inf Erwan Susanto, para tokoh ulama KH Abdul Hakim, KH Mustanir Busro, KH Suhaimi, Ust Nasrullah serta perwakilan dari FKUB. (Ame/Hengky)